SELAMAT KUNJUNGI WEBSITE GEREJA KATOLIK STASI MUGOUDA

MENGENANG PARA IMAM YANG BERKARYA DI PAPUA, *Sosok Romo Santon Tekege*

 *Sosok alm. Romo Santo Takege*

Pastor Santon Tekege



Masih ada lagi romo dari Keuskupan Timika yang aktif dalam penegakan HAM yaitu Romo Santon Tekege yang lahir di Waghete 9 Juli 1985 dan ditahbiskan sebagai imam 21 Agustus  2016 di Gereja St. Yohanes Pemandi di Waghete.

Romo Santon Tekege pernah menulis di portal /Papuainside.com /tulisan berjudul /“Orang Asli Papua Bisa Hidup Tanpa Otonomi Khusus Jilid II dari Jakarta”/ (5 Agustus 2020).

Ia menjelaskan realitas hidup masyarakat Papua setelah pemberlakuan UU No.21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus di Propinsi Papua dan Propinsi Papua Barat. Dana Otsus untuk Papua setiap tahunnya berjumlah trilyunan, namun tingkat kemiskinan di Papua masih sangat tinggi sedangkan pertumbuhan ekonomi masih rendah.

Romo Santon juga menyebut berbagai kasus kekerasan dan korban pelanggaran HAM selama beberapa tahun terakhir yang tidak kunjung berhenti. Tahun 2021 BPS mencatat bahwa di Propinsi Papua 30% penduduk adalah orang asli Papua sedangkan 70 % orang non-Papua.

Di Propinsi Papua Barat orang asli Papua 35 % sedangkan orang non-Papua 65 %. Artinya sejak lama di Papua lebih banyak penduduk bukan orang asli Papua.

Romo Santon Tekege meninggal mendadak 27 Mei 2021 dalam usia yang masih sangat muda. Dua bulan terakhir sebelum wafatnya, ia sempat mengeluh sakit punggung dan dirawat di RSMM Caritas di Timika yang didukung dana dari Freeport dan dimiliki Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Komoro serta dikelola Keuskupan Timika melalui Yayasan Caritas Timika Papua. 

Ia meninggal dalam usia 37 tahun dan belum lima tahun usia imamat. Beberapa kali Romo Santon diculik oleh orang tidak dikenal, namun kemnudian dibebaskan kembali antara lain dengan bantuan Romo Neles Tebay.

Kita semua berduka dengan kepergian para romo yang sudah menyelesaikan tugasnya di dunia dan pulang ke rumah Bapa.

Namun kita juga masih optimis karena masih ada banyak imam lain di Papua, entah yang asli Papua, entah yang kelahiran Papua, maupun yang ditugaskan di Papua. Semuanya mencintai Papua dan tentu berjuang untuk Papua yang lebih baik. Saya pernah bertanya kepada salah seorang calon imam dari Papua apakah di Papua ada banyak imam yang mempunyai kemampuan untuk membangun Papua.

Frater tersebut mengatakan kepada saya bahwa sebenarnya ada banyak imam yang mempunyai kemampuan. Beberapa bahkan sudah bergelar doktor dan mempunyai banyak pengalaman pastoral serta aktif berjuang untuk perdamaian dan keadilan.

Tahbisan Mgr. Yanuarius Matopai You tanggal 2 Februari 2023 akan membuka babak baru masa depan Papua yang lebih baik, aman, adil, damai, dan sejahtera bagi semuanya.

Kita ikut berdoa.


Sumber


https://www.sesawi.net/papua-mengenang-para-imam-yang-berkarya-di-papua-dan-kini-sudah-meninggal-2/


#Mugouda

#gksmnews

#gkm

Posting Komentar

0 Komentar