Peristiwa pada tanggal 30 Juli 1942 di pantai Langgur di mana Mgr. Aerts serta belasan Pater dan Bruder yang tidak berdosa, ditembak mati begitu saja oleh Tentara Jepang; pembunuhan atar diri Pater Guikers dan Bapak Guru Antonius Harbelubun, meninggalnya Pater Laaper dan Pater Valericus Moors, itu semua membuat kita terdiam dan mengajak kita untuk berdoa. Merenungkan peristiwa-peristiwa tersebut, meyakinkan kita, bahwa karya kerasulan itu bukan pekerjaan sembarangan, melainkan pekerjaan yang sedemikian luhurnya, sehingga jikalau perlu, jiwa kita harus kita pertaruhkan. Merenungkan keperwiraan, kekecewaan, kesabaran, ketabahan, pengorbanan jiwa para Missionaris yang telah mendahului kita, dan melihat hasil pekerjaan mereka, tentu akan memberikan semangat dan cambuk kepada kita semua, untuk mencontoh mereka. Kerap kali dalam buku ini berisi kalimat-kalimat singkat, seperti: Pater ini jalan kaki dari sini ke sana. Untuk orang yang tahu keadaan geografis di Irian Barat/Papua, dapat merasakan arti kalimat-kalimat tersebut. Jalan kaki di Irian Barat/Papua berarti lewat jalan yang bukan jalan tetapi naik gunung, turun jurang, menginap dalam gubuk di tengah hutan, menyeberang rawa atau sungai yang berbahaya. Dalam buku ini mungkin terdapat begitu banyak kalimat yang membosankan seperti: Pada tanggal sekian, bulan ini, tahun itu, tiba di Irian Barat/Papua Missionaris A atau B. Tetapi jika direnungkan tiba di Irian Barat/Papua artinya bagi kebanyakan Missionaris adalah meninggalkan tanah air, orang tua, sanak-saudara yang terkasih, kemudian masuk di daerah yang tak dikenal, bergaul dengan penduduk dengan adat-istiadat yang serba asing. Itu semua berarti suatu pengorbanan. Akhirnya apa yang ditulis dahulu, berguna untuk sekarang, dan apa yang ditulis sekarang ini akan bermanfaat untuk nanti. Demikian tujuan buku ini ditulis.
SUMBER DARI :
0 Komentar